Inter Milan Hanya Butuh 30 Hari untuk Mengubah Mimpi Indah Menjadi Mimpi Buruk

Mantan pemain Inter Milan, Javier Zanetti memeluk Lautaro Martinez setelah kekalahan 0-5 dari PSG di final Liga Champions. (c) AP Photo/Luca Bruno

Bola.net – Seolah baru kemarin, Inter Milan masih bermimpi meraih treble winner musim ini. Kini, mereka harus pulang dengan tangan hampa setelah dikalahkan PSG 5-0 di final Liga Champions, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB.

Bulan April 2025 lalu, Simone Inzaghi bahkan berani menyebut timnya bisa meraih quadruple termasuk Club World Cup. Namun mimpi indah itu berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap mata.

Kekalahan dari AC Milan di semifinal Coppa Italia menjadi awal petaka. Lalu Roma dan Napoli menyempurnakan runtuhnya Nerazzurri dari puncak Serie A.

Final Liga Champions di Munich menjadi puncak dari semua drama ini. Kekalahan telak tanpa balas membuat musim 2024/25 menjadi salah satu yang terpahit bagi fans Inter.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.


1 dari 3 halaman

Awal Kejatuhan Inter di Bulan April

Awal Kejatuhan Inter di Bulan April

Mantan pemain Inter Milan, Javier Zanetti memeluk Lautaro Martinez setelah kekalahan 0-5 dari PSG di final Liga Champions. (c) AP Photo/Luca Bruno

Semuanya berubah drastis saat Inter tersingkir dari Coppa Italia oleh rival sekota AC Milan. Kekalahan ini memicu rangkaian hasil buruk yang tak terduga.

Hanya beberapa hari kemudian, Inter kembali tumbang 1-0 dari Roma di San Siro. Hasil ini membuat Napoli berhasil menyalip mereka di puncak klasemen Serie A.

Tiga kekalahan beruntun menjadi titik balik tragis bagi Inter. Dari tim yang perkasa, mereka berubah menjadi raksasa yang limbung.

2 dari 3 halaman

Fokus Nerazzurri yang Terbelah

Setelah kejatuhan di Serie A, Inter memusatkan perhatian pada Liga Champions. Kemenangan dramatis 7-6 atas Barcelona di semifinal sempat membangkitkan harapan.

Namun di Serie A, mereka gagal memanfaatkan kesempatan emas saat Napoli ditahan Parma. Inter sendiri hanya bisa meraih hasil imbang kontra Lazio setelah kebobolan di menit akhir.

Konsentrasi yang terpecah antara liga dan Eropa akhirnya berbuah petaka. Inter kehilangan momentum di saat-saat paling krusial.

3 dari 3 halaman

Final UCL yang Menyakitkan

Allianz Arena menjadi saksi bisu kehancuran Inter di tangan PSG. Kekalahan 5-0 menjadi catatan terburuk dalam sejarah final Liga Champions.

Dari tim yang sempat dijuluki “penghancur Barcelona”, Inter tampak tak berdaya menghadapi gempuran pemain-pemain PSG. Mimpi treble pun akhirnya musnah dalam 90 menit.

Musim yang diawali dengan begitu menjanjikan harus berakhir tanpa satupun trofi. Sebuah kenyataan pahit yang harus ditelan Inter dan para pendukungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *