20 Tahun Lalu di Istanbul: Ketika Liverpool Bangkit dari Jurang Kekalahan di Final Liga Champions 2005

Trofi Liga Champions. (c) AP Photo

Bola.net – Final Liga Champions 2005 masih jadi pembahasan hangat hingga kini. Laga tersebut bukan hanya soal trofi, tapi juga soal keajaiban.

Liverpool yang tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama akhirnya keluar sebagai juara. Ini menjadi salah satu kisah comeback paling mengejutkan dalam sejarah sepak bola.

Di balik kemenangan dramatis itu, ada cerita-cerita yang belum banyak diketahui publik. Mulai dari kondisi ruang ganti, perubahan strategi, hingga momen emosional para pemain.

John Arne Riise, salah satu pemain Liverpool saat itu, membongkar isi ruang ganti dan perasaan para pemain sebelum dan sesudah laga. Berikut pengakuannya dalam program The LineUp talkSPORT.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.


1 dari 4 halaman

Takjub di Terowongan, Liverpool Tetap Punya Keyakinan

Takjub di Terowongan, Liverpool Tetap Punya Keyakinan

Bola dalam laga Liga Champions antara Barcelona vs Benfica, Rabu (12/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Emilio Morenatti

John Arne Riise mengaku dirinya sempat merasa minder saat melihat lawan-lawannya di lorong stadion. Ia berdiri di samping nama-nama besar seperti Paolo Maldini, Cafu, dan Kaka.

“Satu-satunya saat saya merasa syok adalah ketika saya berdiri di lorong. Saya melihat ke samping dan melihat Maldini, Cafu, Kaka,” ujar Riise.

“Saya hanya berpikir, ‘Apa yang saya lakukan di sini? Saya berasal dari Norwegia kecil’,” lanjutnya.

Meski begitu, Riise dan rekan-rekannya tetap yakin bisa memberi perlawanan. Mereka percaya pada kemampuan manajer Rafael Benitez di laga satu leg.

“Kami tahu bersama (Rafa) Benitez, dalam laga sekali tanding, kami bisa mengalahkan siapa pun,” bebernya.

2 dari 4 halaman

Ruang Ganti Kacau, Keputusan Mendadak Bikin Djimi Traore Balik ke Lapangan

Ruang Ganti Kacau, Keputusan Mendadak Bikin Djimi Traore Balik ke Lapangan

Bola Liga Champions. (c) AP Photo

Liverpool masuk ke ruang ganti dalam kondisi tertinggal tiga gol. Salah satu keputusan unik terjadi saat bek Djimi Traore diminta kembali bermain setelah sudah mandi.

Steve Finnan mengalami cedera, sehingga Rafael Benitez membatalkan pergantian pemain. Djimi pun terpaksa mengenakan kembali seragamnya.

“Dia (Benitez) bilang ke Djimi Traore untuk mandi. Tapi Steve Finnan bilang dia cedera, tapi masih bisa main,” ungkap Riise.

“Kami tak bisa ambil risiko. Jadi Djimi diminta kembali pakai jersey karena Steve Finnan diganti,” lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Milan Terlalu Cepat Merasa Menang

Milan Terlalu Cepat Merasa Menang

Gennaro Gattuso (c) AFP

Riise melihat pemain Milan seperti sudah merasa menang di jeda babak pertama. Gennaro Gattuso menjadi salah satu pemain yang memperlihatkan hal tersebut.

“Saat saya turun ke lorong di babak pertama, Gattuso jadi dirinya sendiri,” ucap Riise.

“Entah dia sedang merayakan atau bagaimana, tapi rasanya dia sudah merasa menang,” lanjut Riise.

Namun euforia mereka berubah setelah Liverpool memperkecil ketertinggalan lewat Gerrard dan Vladimir Smicer. Semangat Milan mulai goyah sejak skor menjadi 2-3.

“Bagi saya pribadi, titik baliknya terjadi saat skor menjadi 3-2,” ujar Riise.

“Gattuso mulai berteriak. Saat kami menyamakan kedudukan 3-3, kami harus tenang karena kami tidak mau buru-buru menyerang dan malah kebobolan lagi jadi 4-3,” katanya.

4 dari 4 halaman

Penalti Menegangkan dan Tangan Kiri Dudek Jadi Penentu

Penalti Menegangkan dan Tangan Kiri Dudek Jadi Penentu

Jery Dudek (c) lfc

Pertandingan berlanjut ke adu penalti. Namun, adu penalti dimulai dengan mimpi buruk bagi Milan. Serginho sebagai penendang pertama melepaskan bola yang melambung tinggi.

Giliran berikutnya, Andrea Pirlo juga gagal setelah tendangannya ditepis oleh Jerzy Dudek. Sebaliknya, Liverpool unggul lebih dulu lewat eksekusi Dietmar Hamann dan Djibril Cisse.

Liverpool bisa memperbesar keunggulan menjadi 3-1, tapi penalti John Arne Riise digagalkan oleh Dida. Setelah itu, Kaka dan Vladimir Smicer sama-sama mencetak gol.

Andriy Shevchenko mendapat tekanan besar untuk mencetak gol dan memperpanjang laga. Namun, Dudek berhasil menepis tendangannya dan mengantarkan Liverpool meraih gelar Liga Champions kelima.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *