
Kapten PSG Marquinhos. (c) AP Photo/Aurelien Morissard
Bola.net – Pada malam bersejarah di Allianz Arena, PSG akhirnya meraih gelar yang selama ini hanya menjadi angan: Liga Champions. Bukan hanya klub yang larut dalam kebahagiaan, tetapi juga sang kapten, Marquinhos, yang tak kuasa menahan haru.
Saat bergabung dengan PSG pada musim panas 2012, Marquinhos hanyalah pemuda kurus asal Brasil yang datang dari AS Roma dengan banderol €31,5 juta, angka yang sempat membuat banyak pihak mengernyitkan dahi.
Kini, setelah 12 musim, ia menjelma menjadi tembok kokoh di lini pertahanan sekaligus simbol ketangguhan dan loyalitas Les Parisiens. Namanya pun kini tercatat dalam sejarah sebagai bagian dari skuad PSG yang mengangkat trofi Liga Champions untuk pertama kalinya.
Sebagai kapten tim, Marquinhos mendapat kehormatan mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025. Momen yang telah lama dinanti bukan hanya oleh klub, tetapi juga oleh dirinya pribadi, sebuah puncak dari perjalanan panjang dan penuh pengorbanan.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Marquinhos Bertumbuh Bersama Klub
Kapten PSG, Marquinhos mengangkat trofi Liga Champions setelah di final mengalahkan Inter Milan 5-0 di Allianz Arena, 1 Juni 2025. (c) AP Photo/Michael Probst
Datang sebagai remaja, pulang sebagai legenda. Lebih dari satu dekade, Marquinhos menyaksikan langsung transformasi PSG: dari proyek ambisius yang dipenuhi bintang, menjadi kekuatan dominan di kompetisi domestik.
Ia telah merasakan manisnya sepuluh gelar Ligue 1, sederet trofi domestik lainnya, dan menjalani musim demi musim bersama para pemain top dunia. Namun, selalu ada satu kekosongan di lemari prestasi PSG, trofi Liga Champions yang selama ini sulit dijangkau.
“Saya banyak menderita, tapi saya bertumbuh bersama tim ini,” ungkap Marquinhos penuh emosi, dikutip dari beIN Sports.
Pernyataannya mencerminkan bahwa perjalanan ini bukan sekadar soal jumlah pertandingan, tetapi juga perjalanan mental dan emosional yang penuh ujian. “Ini adalah campuran dari kebahagiaan, dari semua emosi yang kita lalui bersama,” tambahnya.
Dari Luka di 2020 hingga Kejayaan di 2025
Marquinhos merayakan kemenangan usai laga leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025 antara PSG vs Arsenal, Kamis (8/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Thibault Camus
Final Liga Champions 2020 menjadi titik penting dalam sejarah PSG. Saat itu, untuk pertama kalinya mereka menembus partai puncak, namun impian mereka kandas oleh gol tunggal Kingsley Coman yang membawa Bayern Munchen juara. Marquinhos hanya bisa menatap langit Lisbon dengan perasaan hampa.
Dalam momen kemenangan kali ini, Marquinhos mengenang para pemain hebat yang lebih dulu berjuang namun gagal mengangkat trofi Si Kuping Besar: Thiago Silva, Lucas Moura, Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, hingga Angel Di Maria. “Mereka pantas mendapatkannya, tapi belum berhasil,” ujarnya. “Saya memikirkan semua yang telah datang dan pergi namun tak berhasil mewujudkan ini.”
Namun sejarah akhirnya berpihak kepada mereka yang bersabar. PSG kembali mencapai final di musim 2024/2025, dan kali ini, ketika peluit akhir dibunyikan, Paris akhirnya bersorak lega, impian mereka jadi kenyataan.
Kapten, Ikon, dan Sumber Inspirasi
Kapten PSG Marquinhos. (c) AP Photo/Aurelien Morissard
Marquinhos bukan sekadar pemain; ia adalah bagian dari identitas PSG. Di tengah era sepak bola modern yang penuh dinamika dan perputaran pemain bintang, sosoknya menjadi bukti bahwa loyalitas sejati masih eksis.
“Ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Keluarga saya berada di sini, merasakannya bersama saya. Dua belas tahun penuh tantangan dan pengorbanan. Saya sangat menghargai gelar ini. Ini adalah milik kita, dan akan kita bawa pulang,” ucapnya penuh haru.
Tak banyak pemain yang mampu menyatu begitu dalam dengan jati diri klub seperti Marquinhos. Malam itu, ia tak hanya mengangkat trofi di Wembley, tetapi juga mengangkat beban sejarah, menyeka luka masa lalu, dan mengukir euforia abadi dalam kisah PSG.