
Kapten PSG, Marquinhos mengangkat trofi Liga Champions setelah di final mengalahkan Inter Milan 5-0 di Allianz Arena, 1 Juni 2025. (c) AP Photo/Michael Probst
Bola.net – Ada daya tarik khusus pada angka tiga dalam dunia sepak bola. Treble menjadi simbol dominasi absolut sebuah klub dalam satu musim kompetisi.
Dalam tiga tahun terakhir, dua tim berhasil mencetak sejarah dengan meraih treble. Paris Saint-Germain (PSG) mengikuti jejak Manchester City sebagai penguasa di kancah Eropa, kompetisi domestik, dan piala nasional secara bersamaan.
Namun, bila melihat lebih jauh ke belakang, treble merupakan pencapaian yang sangat langka. Hanya segelintir klub yang mampu menyandingkan dominasi lokal dengan kejayaan di tingkat benua.
Faktanya, selama puluhan tahun sejarah kompetisi, hanya 11 kali momen treble tercipta, dan di antaranya ada klub-klub yang sukses meraihnya dua kali, yaitu Barcelona dan Bayern Munchen.
Hal ini berarti, secara keseluruhan, hanya ada 9 klub berbeda yang pernah menyandang gelar treble winners, membuktikan bahwa pencapaian ini begitu istimewa dan tidak mudah disamai oleh tim lain.
Dimulai dari Celtic pada tahun 1967 hingga yang terbaru PSG di tahun 2025, berikut adalah daftar tim yang pernah meraih treble:
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Celtic 1966/67: Pionir Treble dan Quadruple yang Tak Terlupakan
Trofi Liga Champions dipajang saat final antara PSG vs Inter Milan di Allianz Arena, Munich, 1 Juni 2025. (c) AP Photo/Matthias Schrader
Celtic mencetak sejarah sebagai tim pertama yang berhasil meraih treble, bahkan quadruple. Mereka memenangkan Liga Skotlandia, Piala Skotlandia, dan Piala Liga Skotlandia, sebelum menjadi tim Inggris Raya pertama yang menjuarai Piala Eropa.
Skuad yang dilatih oleh Jock Stein ini hanya menelan dua kekalahan di liga, keduanya dari Dundee United, dan unggul tiga poin dari rival abadinya, Rangers. Mereka juga mengalahkan Rangers di final Piala Liga dan menaklukkan Aberdeen di final Piala Skotlandia.
Puncaknya terjadi di Lisbon saat berhadapan dengan Inter Milan. Sempat tertinggal lebih dulu melalui penalti Sandro Mazzola, Celtic bangkit berkat gol-gol dari Tommy Gemmell dan Stevie Chalmers untuk mengunci kemenangan 2-1 dan meraih gelar Eropa perdana mereka.
Ajax 1971/72: Warisan Total Football yang Terus Bersinar
Setelah ditinggalkan Rinus Michels, Ajax tidak kehilangan kekuatannya. Di bawah asuhan Stefan Kovacs, mereka tampil sangat dominan dengan hanya satu kekalahan di liga dan mengakhiri musim dengan gelar Eredivisie.
Mereka menjuarai KNVB Cup setelah mengalahkan FC Den Haag 3-2, sebelum mengulang kesuksesan di Eropa. Di final, mereka kembali bertemu Inter Milan dan menang 2-0 berkat dua gol dari Johan Cruyff.
Pertandingan tersebut diadakan di Rotterdam, yang memberikan keuntungan bermain di kandang bagi Ajax. Treble ini menjadi satu-satunya dalam sejarah klub, meskipun mereka berhasil meraih tiga gelar Piala Eropa berturut-turut pada era tersebut.
PSV 1987/88: Efisiensi sebagai Kunci Kesuksesan
Ilustrasi Liga Champions (c) UEFA
PSV mengikuti jejak Ajax dengan meraih treble pada tahun 1988. Dipimpin oleh Guus Hiddink, mereka mencetak 117 gol di Eredivisie dan unggul sembilan poin dari Ajax.
Kemenangan dramatis di KNVB Cup diraih melalui babak perpanjangan waktu melawan Roda JC. Namun, di kompetisi Eropa, pendekatan pragmatis lebih menonjol dengan hasil imbang dan keunggulan gol tandang.
Di final Eropa, mereka berhadapan dengan Benfica dan bermain imbang tanpa gol hingga adu penalti. PSV akhirnya menang 6-5 dan membawa pulang gelar Eropa pertama mereka.
Manchester United 1998/99: Kisah Dramatis Sepanjang Musim
Sir Alex Ferguson akhirnya meraih gelar Liga Champions perdananya di musim tersebut. Manchester United berhasil menyalip Arsenal untuk merebut gelar Premier League dengan selisih satu poin.
Di FA Cup, gol legendaris Ryan Giggs ke gawang Arsenal menjadi penentu di babak semifinal sebelum mereka mengalahkan Newcastle United 2-0 di final. Liga Champions juga penuh drama dengan kebangkitan luar biasa melawan Juventus.
Puncaknya terjadi di Camp Nou, pada laga final Liga Champions. Dua gol di menit-menit akhir dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer memastikan comeback 2-1 atas Bayern Munchen dan mengukir musim tersebut sebagai yang abadi dalam sejarah klub.
Barcelona 2008/09: Awal Dominasi Era Guardiola
Final Liga Champions 2023/2024 (c) AP Photo/Ian Walton
Pep Guardiola langsung tancap gas di musim debutnya sebagai pelatih Barcelona. Meski kalah di pertandingan pembuka La Liga, Blaugrana mengunci gelar dengan selisih sembilan poin dari Real Madrid.
Mereka mengalahkan Athletic Bilbao 4-1 di final Copa del Rey untuk meraih gelar kedua. Lalu menghadapi Manchester United di final Liga Champions dan menang 2-0 berkat gol Eto’o dan Messi.
Keberhasilan ini menjadikan Barcelona klub Spanyol pertama yang meraih treble. Mereka juga melewati rintangan berat termasuk Chelsea dan Bayern di fase gugur Eropa.
Inter Milan 2009/10: Taktik Mourinho Hancurkan Raksasa
Setahun setelah Barcelona, giliran Inter Milan yang menorehkan treble. Di bawah asuhan Jose Mourinho, Nerazzurri menjuarai Serie A dan Coppa Italia dengan menyingkirkan Roma dua kali.
Di Liga Champions, Inter finis di bawah Barcelona di fase grup tetapi berhasil membalas dendam di semifinal. Strategi bertahan total Mourinho sukses menahan gempuran Barca di Camp Nou.
Final di Bernabeu menjadi panggung bagi Diego Milito. Dua gol dari striker Argentina itu membawa Inter mengalahkan Bayern 2-0 dan meraih gelar Eropa pertama sejak 1965.
Bayern Munchen 2012/13: Dominasi Mutlak di Semua Lini
Logo Liga Champions dipasang di luar stadion Allianz Arena jelang laga final antara PSG vs Inter Milan, Jumat, 30 Mei 2025. (c) AP Photo/Matthias Schrader
Jupp Heynckes membangun tim Bayern Munchen yang tak terhentikan di musim itu. Mereka hanya sekali kalah di Bundesliga dan unggul 25 poin dari Borussia Dortmund.
Setelah menyingkirkan Arsenal, Juventus, dan Barcelona, mereka kembali bertemu Dortmund di final Liga Champions. Gol Arjen Robben di menit ke-89 memastikan kemenangan 2-1.
Sebagai penutup, Bayern mengalahkan Stuttgart 3-2 di final DFB-Pokal untuk mencatat treble pertama dalam sejarah sepak bola Jerman.
Barcelona 2014/15: Trio MSN dan Treble Kedua yang Fenomenal
Luis Enrique sukses mengantarkan Barcelona meraih treble keduanya, sebuah pencapaian yang belum pernah dilakukan klub lain. Trio Messi, Neymar, dan Suarez menjadi lini serang mematikan dengan total 122 gol.
Barcelona menjuarai La Liga setelah bersaing ketat dengan Real Madrid. Copa del Rey juga diraih setelah mengalahkan Athletic Bilbao 3-1 di final.
Di Liga Champions, mereka melewati PSG, Bayern, dan Juventus. Gol-gol dari Rakitic, Suarez, dan Neymar mengakhiri final dengan skor 3-1 dan mengukuhkan treble kedua Blaugrana.
Bayern Munchen 2019/20: Treble dalam Kesunyian Pandemi
Bola dalam laga Liga Champions antara Barcelona vs Benfica, Rabu (12/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Emilio Morenatti
Bayern Munchen kembali mencatat sejarah meskipun musim berjalan di tengah pandemi COVID-19. Setelah memecat Niko Kovac, Hansi Flick mengubah segalanya dengan rentetan kemenangan luar biasa.
Mereka mengakhiri Bundesliga dengan selisih poin yang sangat jauh di puncak klasemen. Gelar DFB-Pokal diamankan melalui kemenangan atas Bayer Leverkusen.
Di Eropa, sistem turnamen mini di Lisbon tidak menjadi masalah. Bayern membantai Barcelona 8-2, lalu menaklukkan PSG 1-0 di final lewat gol Kingsley Coman.
Manchester City 2022/23: Dominasi Sepak Bola Guardiola
Musim 2023/2023 bisa dibilang sebagai puncak permainan Manchester City. Memang di tahun-tahun sebelumnya Man City sudah dominan di setiap aspek, tapi di musim itu mereka akhirnya bisa meraih pencapaian istimewa: Treble winners.
Di bawah arahan Pep Guardiola, City tampil dominan sepanjang musim. Di Premier League, mereka mengamankan gelar dengan tiga pertandingan tersisa setelah Arsenal kalah dari Nottingham Forest pada 20 Mei 2023. Ini menjadi gelar liga ketiga berturut-turut dan ketujuh sejak era Premier League dimulai.
Pada 3 Juni 2023, City menghadapi Manchester United dalam final Piala FA di Wembley. Ilkay Gundogan mencetak dua gol, termasuk gol tercepat dalam sejarah final Piala FA setelah hanya 12 detik, membawa City menang 2-1. Kemenangan ini menandai gelar Piala FA ketujuh bagi klub dan membawa mereka selangkah lebih dekat ke treble.
Puncaknya terjadi pada 10 Juni 2023, saat City mengalahkan Inter Milan 1-0 dalam final Liga Champions di Istanbul. Gol tunggal Rodri memastikan gelar Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Dengan pencapaian ini, Manchester City menjadi klub Inggris kedua setelah Manchester United pada 1998/99 yang meraih treble, dan hanya klub kedelapan di Eropa yang mencapai prestasi tersebut.
PSG 2024/25: Akhir Penantian Panjang Sang Raksasa
Vitinha merayakan gelar juara Liga Champions 2024/2025 yang diraih bersama PSG (c) AP Photo/Luca Bruno
Paris Saint-Germain (PSG) akhirnya mencetak sejarah sebagai tim Prancis pertama yang meraih treble. Mereka berhasil menyegel gelar Ligue 1 dan Coupe de France sebelum tampil luar biasa di final Liga Champions.
Melawan Inter Milan, PSG tampil tanpa ampun dan menang telak 5-0. Kemenangan ini menghapus label ‘tim bintang tapi gagal’ yang selama ini melekat pada mereka.
Treble ini menjadi penegasan dominasi PSG di bawah era baru dan mungkin menjadi awal dari dinasti panjang di kancah sepak bola Eropa.